Rabu, 25 September 2013
P3HQ Masjid Ukhuwah Islamiyah
Media publikasi P3HQ Panitia Idul Qurban 1434 H. Masjid Ukhuwah Islamiyah Tegal Lempuyangan, Yogyakarta
Agenda Idul Qurban 1434 H.
Agenda Idul Qurban Masjid Ukhuwah Islamiyah Tegal Lempuyangan Yogyakarta. Karena pertimbangan beberapa hal, maka Panitia Idul Qurban Masjid Ukhuwah Islamiyah, Tegal Lempuyangan Yogyakarta memutuskan untuk mengganti tempat Sholat Idul Adha 1434 H dari DENPAL ke Halaman DENZIBANG
Label:
Kegiatan
Minggu, 22 September 2013
FIQIH QURBAN
Berqurban merupakan
bagian dari Syariat Islam yang sudah ada semenjak manusia ada. Ketika
putra-putra nabi Adam as. diperintahkan berqurban. Maka Allah Swt.
menerima qurban yang baik dan diiringi ketakwaan dan menolak qurban yang buruk. Allah Swt berfirman:
وَاتْلُ
عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا
فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ
لأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Ceriterakanlah kepada
mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang
sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari
salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang
lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil:
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang
bertakwa" (QS Al-Maa-idah 27).
Qurban lain yang
diceritakan dalam Al-Qur’an adalah qurban keluarga Ibrahim as., saat
beliau diperintahkan Allah Swt. untuk mengurbankan anaknya, Ismail as..
Disebutkan dalam surat
As-Shaaffaat 102: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya
aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar". Kemudian qurban ditetapkan oleh Rasulullah Saw.
sebagai bagian dari Syariah Islam, syiar dan ibadah kepada Allah Swt.
sebagai rasa syukur atas ni’mat kehidupan.
Disyariatkannya qurban
sebagai simbol pengorbanan hamba kepada Allah Swt., bentuk ketaatan
kepada-Nya dan rasa syukur atas ni’mat kehidupan yang diberikan Allah
Swt. kepada hamba-Nya. Hubungan rasa syukur atas nikmat kehidupan dengan
berqurban yang berarti menyembelih binatang dapat dilihat dari dua
sisi. Pertama, bahwa penyembelihan binatang tersebut merupakan sarana
memperluas hubungan baik terhadap kerabat, tetangga, tamu dan saudara
sesama muslim. Semua itu merupakan fenomena kegembiraan dan rasa syukur
atas ni’mat Allah Swt. kepada manusia, dan inilah bentuk pengungkapan
ni’mat yang dianjurkan dalam Islam: “Dan terhadap ni'mat Tuhanmu maka
hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)” (QS Ad-Dhuhaa 11). Kedua,
sebagai bentuk pembenaran terhadap apa yang datang dari Allah Swt..
Allah menciptakan binatang ternak itu adalah ni’mat yang diperuntukkan
bagi manusia, dan Allah mengizinkan manusia untuk menyembelih binatang ternak tersebut sebagai makanan bagi mereka. Bahkan penyembelihan ini merupakan salah satu bentuk pendekatan diri kepada Allah Swt.
KOLEKTIF SAPI
Untuk melihat daftar Shohibul Qurban, silahkan kunjungi Halaman Daftar SHOHIBUL QURBAN
Photo : Zam & Nu
Label:
Hewan Qurban
Langganan:
Postingan (Atom)